21 April, 2012

Tahir Kasnawi: Rudiyanto Butuh Keseriusan


IKM Sidrap. Pengamat politik Unhas, Prof Tahir Kasnawi mengungkap keinginan Bupati Sinjai, Andi Rudiyanto Asapa maju sebagai calon gubernur Sulsel 2013 masih dibutuhkan sikap lebih serius, dan tidak terkontaminasi antara keinginan mendampingi Syahrul Yasin Limpo.
Penilaian ini menyusul pernyataan Rudi--sapaan akrab Rudiyanto Asapa untuk menantang SYL saat perayaah HUT Sinjai Senin lalu. Di tempat itu, Rudi sempat minta restu SYL dan menyatakan siap berduel dengan calon incumbent tersebut.
Sikap Rudi yang mulai tegas jelang pilgub ini dinilai sebagai hal wajar, apalagi kapasitas dia sebagai bupati Sinjai dua periode cukup berhasil dengan berbagai program pro rakyat. "Rudi pasti merasa punya kompetensi tinggi untuk mempromosikan jabatan lebih tinggi, dan itu sangat terbuka menurut saya," kata Tahir Kasnawi.
Kasnawi tidak melihat adanya kekecewaan Rudi terhadap SYL, terkait keinginan menjadi wakil gubernur seperti yang berkembang selama ini. "Itu lebih karena Rudiyanto sudah melihat sinyal dari SYL bahwa kemungkinannya dipilih mendampinginya tidak ada. Tentu Rudiyanto sudah menangkap sinyal karena sudah melakukan pertemuan," kata Tahir Kasnawi.
Apalagi menurut dia, Ketua Umum DPP Gerindra, Prabowo Subianto memang sudah sejak awal mengintruksikan mantan pengacara ini maju sebagai calon gubernur. Kendati belakangan ada pandangan sendiri dan menyatakan kesediaannya mendampingi Syahrul.
"Sekarang ada lagi titik balik untuk tetap maju sebagai cagub. Sebagai orang berkapasitas dia tentu akan maju sendiri. Apalagi sejak awal mereka sudah membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik," tambahnya.
Sementara mantan bupati Lutra, Luthfi A Mukty yang disebut akan mendampingi Rudiyanto dianggap Tahir Kasnawi belum memperlihatkan keseriusan. "Selama ini dia kelihatan serius, tapi saat ini sepertinya tidak ada lagi keseriusan. Padahal kalau benar mau maju, harus memperlihatkan keseriusan," katanya.
Sebelumnya, pengamat politik UIN, Firdaus Muhammad menilai bahwa figur Rudiyanto Asapa tidak bisa disangsikan sebagai calon gubernur Sulsel. Selain memiliki pengalaman sebagai bupati dua periode, dia juga cukup sukses membangun Sinjai dengan melahirkan banyak program yang peduli kemasyarakatan.

Ilham: Terima Kasih JK dan Amin Syam


Jasa mantan wapres RI, Jusuf Kalla (JK) memajukan infrastruktur di Sulsel tidak boleh dilupakan begitu saja. Apalagi kemajuan dan percepatan pembangunan Sulsel tidak lepas dari perjuangan JK saat masih menjabat wapres, 2004-2009.

Harapan agar masyarakat Sulsel tidak begitu saja melupakan jasa JK ini disampaikan kanidat cagub Sulsel, Ilham Arief Sirajuddin kepada masyarakat Barru. Begitu juga dengan perjuangan mantan gubernur Sulsel, Amin Syam selaku gubernur Sulsel 2003-2008. Ilham mengajak rakyat Barru tidak melupakan jasa JK dan Amin Syam saat dialog dengan masyarakat di kediaman pengurus Demokrat Barru Andi Rahim, di Lampoko, Soppeng Riaja Barru, Jumat, 20 April.

Salah satu yang menjadi bukti JK berjasa dalam percepatan pembangunan utamanya infrastruktur adalah pelebaran jalan Trans Makassar-Parepare. "Kita patut bersyukur karena pelebaran jalan trans Makassar-Parepare adalah buah karya Bapak Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden 2004-2009 dan Bapak Amin Syam selaku gubernur Sulsel 2003-2008," kata putra Bugis ini.

Percepatan pembangunan Sulsel di era itu bisa pesat, karena masyarakat Sulsel memiliki power politik di tingkat pusat. "Sedikit saja jalan berlubang, kita bisa langsung telepon dan segera diperbaiki," imbuh Ketua DPD Demokrat Sulsel ini.

Capaian pembangunan di Sulsel saat ini patut disupport walau masih banyak yang terbengkalai. "Tentunya itu tidak bisa menjadi penghalang buat kita untuk terus melanjutkan pembangunan ini," terang ilham
Wali Kota Makassar dua periode ini berjanji jika dirinya dan pasangannya, Aziz Qahhar Mudzakkar terpilih sebagai gubernur dan wakil gubernur, maka pembangunan akan dikembangkan.

Pelaksana tugas Wali Kota Parepare, Rahmat Sjamsu Alam menegaskan duet Ilham-Aziz di pilgub 2013 saatnya dimenangkan. Pasangan nasionalis-religius ini dianggap mampu menjadi pengayom dan pelayan masyarakat Sulsel dengan baik.

"Kita mengemban tugas berat dan memiliki tantangan politik memenangkan Ilham-Aziz. Duet ini mampu mengayomin dan melayani rakyat Sulsel," kata ketua DPC Demokrat Parepare ini saat pelantikan pengurus DPC Demokrat Kota Parepare dan pengukuhan Insan Muda Demokrat Indonesia (IMDI) Parepare, di Gedung Islamic Centre Parepare.

Ketua IMDI Sulsel Andry Suryana Arief Bulu mengingatkan IMDI Parepare berada di jalur terdepan memenangkan IA. "Kebesaran Partai Demokrat, kebesaran IA dan juga kebesaran IMDI. Mari bersama bahu membahu memenangkan duet IA. Saya yakin bis karena struktur kepengurusan IMDI Parepare dipenuhi dengan pengusaha, aktivis, serta Pegawai Negeri Sipil," katanya.

IMDI Parepare dinakhodai Tasmin Hamid sedang sekretarisnya Muh Gunawan. Pelantikan dihadiri sekretaris IMDI Sulsel Karya Hasanuddin, Sahel Andullah, Ridwan Jabir, Ni'matullah, Sukman Baharuddin serta sejumlah elite Demokrat lainnya.

Dari acara pelantikan, Ilham dan rombongan mampir ngopi di Warung Kopi Akong dan melanjutkan salat Magrib di Masjid Agung Parepare. Di masjid ini, Ilham bersilaturahmi dengan sejumlah tim pejuang. (dni-sah/ysd)

Definisi Demokrasi

Demokrasi adalah jauh bentuk yang paling menantang dari pemerintah - baik untuk politisi dan untuk rakyat. Istilah demokrasi berasal dari bahasa Yunani dan berarti "pemerintahan oleh (sederhana) orang". Yang disebut "demokrasi" di zaman kuno klasik (Athena dan Roma) merupakan prekursor dari demokrasi modern. Seperti demokrasi modern, mereka diciptakan sebagai reaksi terhadap konsentrasi dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para penguasa. Namun teori demokrasi modern tidak diformulasikan sampai Zaman Enlightment (abad 17th/18th), ketika filsuf mendefinisikan elemen penting dari demokrasi: pemisahan kekuasaan, hak-hak sipil dasar / hak asasi manusia, kebebasan beragama dan pemisahan gereja dan negara.

Demokrasi - Definisi Klasik
Seringkali demokrasi didefinisikan berlawanan dengan jenis lain dari pemerintah:
Monarki Pemerintah oleh seorang penguasa tunggal (raja / ratu, kaisar)
Aristokrasi bangsawan oleh Pemerintah (keturunan)
Oligarki Pemerintah oleh beberapa orang
Teokrasi "Pemerintah oleh Allah" (dalam kenyataan ini berarti pemerintah oleh para pemimpin agama)
Kediktatoran Pemerintah oleh orang-orang, yang telah merebut kekuasaan dengan kekerasan (sering: kediktatoran militer)

Hari ini, mayoritas negara-negara demokratis di dunia adalah republik, yaitu pejabat yang terpilih. Beberapa mapan negara-negara demokratis di Eropa, bagaimanapun, (Inggris, Spanyol, Belgia, Belanda, Luxemburg dan negara-negara Skandinavia) adalah monarki konstitusional, yaitu raja atau ratu adalah kepala negara sementara konstitusi menjamin bagaimanapun semua hak-hak dasar seperti halnya dalam republik demokratis dan menetapkan batas yang jelas untuk tugas dan kompetensi raja. Seperti raja dapat dianggap sebagai faktor menstabilkan bukan sebagai bahaya bagi demokrasi. Oleh karena itu definisi klasik demokrasi adalah sedikit membantu - setidaknya tentang monarki.

Demokrasi - Definisi modern

Karena definisi dari kebalikan istilah demokrasi untuk monarki dan aristokrasi bukan menciptakan kebingungan berkaitan dengan monarki konstitusional bukan membangun kejelasan, itu lebih tepat untuk mendefinisikan sebaliknya demokrasi ke rezim otoriter dan totaliter:
Demokrasi Bentuk pemerintah, di mana konstitusi menjamin hak-hak pribadi dan politik dasar, pemilihan umum yang adil dan bebas, dan pengadilan independen hukum.
Pemerintah rezim totaliter oleh sekelompok kecil pemimpin atas dasar ideologi, yang mengklaim validitas umum untuk semua aspek kehidupan dan biasanya mencoba untuk menggantikan agama. Rezim tidak mentolerir setiap penyimpangan dari ideologi negaranya. Lawan rezim dianiaya, disiksa, ditahan di kamp-kamp konsentrasi dan anggota etnis minoritas yang tewas dalam eksekusi massal (genosida).
Contoh bersejarah rezim totaliter meliputi: Sosialisme Nasional (Jerman di bawah Hitler, 1933-1945) dan Stalinisme.
Rezim otoriter Pemerintah oleh sekelompok kecil pemimpin. Berbeda dengan rezim totaliter, rezim otoriter tidak memiliki ideologi negara yang berbeda dan memberikan beberapa jumlah kebebasan (misalnya ekonomi dan budaya) selama pemerintahan mereka tidak terancam. Tujuan yang paling penting dari rezim otoriter adalah pemeliharaan kekuasaan dan memperkaya diri pada biaya negara dan penduduknya.
Teokrasi "Pemerintah oleh Allah": dalam kenyataannya ini berarti pemerintah oleh para pemimpin agama. Biasanya interpretasi tertentu dari hukum agama kuno menggantikan bentuk-bentuk modern dari hukum dan diberlakukan dengan keparahan maksimal.
Contoh: Republik Islam Iran.

Demokrasi - Unsur Kunci

Untuk layak demokrasi label modern, sebuah negara perlu memenuhi beberapa persyaratan dasar - dan mereka tidak perlu hanya dituliskan dalam konstitusi itu tetapi harus terus dalam kehidupan sehari-hari oleh para politisi dan penguasa

Jaminan HAM dasar untuk setiap negara vis-à-vis orang individu dan otoritasnya serta vis-à-vis kelompok-kelompok sosial (terutama lembaga agama) dan vis-à-vis orang lain.
- Pemisahan Kekuasaan antara lembaga-lembaga negara:
- Pemerintah [Eksekutif Daya],
- Parlemen [Daya Legislatif] und
- Pengadilan Hukum [Daya Yudikatif]
- Kebebasan berpendapat, ucapan, pers dan jurnalistik
agama kebebasan
- Umum dan setara hak untuk memilih (satu orang satu suara)
- Tata (fokus pada kepentingan umum dan tidak adanya korupsi)

Churchill tentang demokrasi

Tidak ada yang berpura-pura bahwa demokrasi adalah sempurna atau semua-bijaksana. Memang, telah dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk terburuk dari pemerintah, kecuali semua bentuk lain yang telah dicoba dari waktu ke waktu »

Kutipan terkenal dikaitkan dengan PM Inggris mantan menteri Sir Winston Churchill (1874-1965) berfokus tepat di titik lemah demokrasi:
Tidak ada hal seperti "bentuk yang sempurna dari pemerintah" di bumi, tetapi bentuk lain dari pemerintah menghasilkan hasil yang kurang diinginkan daripada demokrasi. Hingga saat ini, tidak ada bentuk lain dari pemerintah telah ditemukan yang dapat mengatur urusan publik lebih baik daripada demokrasi.


20 April, 2012

Memahami Dunia Islam

Sejauh Mana Pemahaman Kita?

Tak terasa, sudah sejak lama sekali (mungkin sudah 20-an tahun atau bahkan lebih) kita menjadi sebagai seorang muslim. Nikmat yang besar ini patutlah kita syukuri, karena banyak diantara manusia yang tidak memperoleh nikmat ini. Dan nikmat inilah yang sangat menentukan bahagia atau sengsaranya kita di hari akhir nanti.

Pada kesempatan ini, tidaklah kami ingin menanyakan ‘Sejak kapan kita masuk islam?’ atau ‘Bagaimana ceritanya kita masuk islam?’ karena jawaban pertanyaan ini bukanlah suatu yang paling mendasar dan paling penting. Namun pertanyaan paling penting yang harus kita renungkan dan kita jawab pada setiap diri kita adalah: ‘Sudah sejauh manakah kita telah memahami dan mengamalkan ajaran kita ini?’ Pertanyaan inilah yang paling penting yang harus direnungkan dan dijawab, karena jawaban pertanyaan inilah yang nantinya sangat menentukan kualitas keislaman dan ketakwaan seseorang.

Alloh berfirman, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati di dalam kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (Al Ashr: 1-3)

Alloh berfirman, “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Alloh ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (Al Hujurot: 13)

Pokok Ajaran Islam

Sebagaimana yang telah diketahui bahwa ajaran Islam ini adalah ajaran yang paling sempurna, karena memang semuanya ada dalam Islam, mulai dari urusan buang air besar sampai urusan negara, Islam telah memberikan petunjuk di dalamnya. Alloh berfirman, “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam menjadi agama bagimu.” (Al-Maidah: 3)

Salman Al-Farisi berkata,“Telah berkata kepada kami orang-orang musyrikin, ‘Sesungguhnya Nabi kamu telah mengajarkan kepada kamu segala sesuatu sampai buang air besar!’ Jawab Salman, ‘benar!” (Hadits Shohih riwayat Muslim). Semua ini menunjukkan sempurnanya agama Islam dan luasnya petunjuk yang tercakup di dalamnya, yang tidaklah seseorang itu butuh kepada petunjuk selainnya, baik itu teori demokrasi, filsafat atau lainnya; ataupun ucapan Plato, Aristoteles atau siapa pun juga.

Meskipun begitu luasnya petunjuk Islam, pada dasarnya pokok ajarannya hanyalah kembali pada tiga hal yaitu tauhid, taat dan baro’ah/berlepas diri. Inilah inti ajaran para Nabi dan Rosul yang diutus oleh Alloh kepada ummat manusia. Maka barangsiapa yang tidak melaksanakan ketiga hal ini pada hakikatnya dia bukanlah pengikut dakwah para Nabi. Keadaan orang semacam ini tidak ubahnya seperti orang yang digambarkan oleh seorang penyair,

Semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila,
namun laila tidak mengakui perkataan mereka

Berserah Diri Kepada Alloh Dengan Merealisasikan Tauhid

Yaitu kerendahan diri dan tunduk kepada Alloh dengan tauhid, yakni mengesakan Alloh dalam setiap peribadahan kita. Tidak boleh menujukan satu saja dari jenis ibadah kita kepada selain-Nya. Karena memang hanya Dia yang berhak untuk diibadahi. Dia lah yang telah menciptakan kita, memberi rizki kita dan mengatur alam semesta ini, pantaskah kita tujukan ibadah kita kepada selain-Nya, yang tidak berkuasa dan berperan sedikitpun pada diri kita?

Semua yang disembah selain Alloh tidak mampu memberikan pertolongan bahkan terhadap diri mereka sendiri sekali pun. Alloh berfirman, “Apakah mereka mempersekutukan dengan berhala-berhala yang tak dapat menciptakan sesuatu pun? Sedang berhala-berhala itu sendiri yang diciptakan. Dan berhala-berhala itu tidak mampu memberi pertolongan kepada para penyembahnya, bahkan kepada diri meraka sendiripun berhala-berhala itu tidak dapat memberi pertolongan.” (Al -A’rof: 191-192)

Semua yang disembah selain Alloh tidak memiliki sedikitpun kekuasaan di alam semesta ini. Alloh berfirman, “Dan orang-orang yang kamu seru selain Alloh tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. Jika kamu menyeru mereka, mereka tiada mendengar seruanmu; dan kalau mereka mendengar, mereka tidak dapat memperkenankan permintaanmu, dan pada hari kiamat mereka akan mengingkari kemusyrikanmu dan tidak ada yang dapat memberi keterangan kepadamu sebagai yang diberikan oleh Yang Maha Mengetahui.” (Fathir: 13-14)

Tunduk dan Patuh Kepada Alloh Dengan Sepenuh Ketaatan

Pokok Islam yang kedua adalah adanya ketundukan dan kepatuhan yang mutlak kepada Alloh. Dan inilah sebenarnya yang merupakan bukti kebenaran pengakuan imannya. Penyerahan dan perendahan semata tidak cukup apabila tidak disertai ketundukan terhadap perintah-perintah Alloh dan Rosul-Nya dan menjauhi apa-apa yang dilarang, semata-mata hanya karena taat kepada Alloh dan hanya mengharap wajah-Nya semata, berharap dengan balasan yang ada di sisi-Nya serta takut akan adzab-Nya.

Kita tidak dibiarkan mengatakan sudah beriman lantas tidak ada ujian yang membuktikan kebenaran pengakuan tersebut. Alloh berfirman, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Alloh mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” ( Al-Ankabut: 2-3)

Orang yang beriman tidak boleh memiliki pilihan lain apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan keputusan. Alloh berfirman, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang beriman dan tidak pula perempuan yang beriman, apabila Alloh dan Rosul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Alloh dan Rosul-Nya maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata.” (Al Ahzab: 36)

Orang yang beriman tidak membantah ketetapan Alloh dan Rosul-Nya akan tetapi mereka mentaatinya lahir maupun batin. Alloh berfirman, “Sesungguhnya jawaban orang-orang beriman, bila mereka diseru kepada Alloh dan Rosul-Nya agar rosul menghukum di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar, dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (An Nur: 51)

Memusuhi dan Membenci Syirik dan Pelakunya

Seorang muslim yang tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan Alloh, maka konsekuensi dari benarnya keimanannya maka ia juga harus berlepas diri dan membenci perbuatan syirik dan pelakunya. Karena ia belum dikatakan beriman dengan sebenar-benarnya sebelum ia mencintai apa yang dicintai Alloh dan membenci apa yang dibenci Alloh. Padahal syirik adalah sesuatu yang paling dibenci oleh Alloh. Karena syirik adalah dosa yang paling besar, kedzaliman yang paling dzalim dan sikap kurang ajar yang paling bejat terhadap Alloh, padahal Allohlah Robb yang telah menciptakan, memelihara dan mencurahkan kasih sayang-Nya kepada kita semua.

Alloh telah memberikan teladan kepada bagi kita yakni pada diri Nabiyulloh Ibrohim ‘alaihis salam agar berlepas diri dan memusuhi para pelaku syirik dan kesyirikan. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu sembah selain Alloh, kami mengingkari kamu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Alloh saja.’” (Al-Mumtahanah: 4)

Jadi ajaran Nabi Ibrohim ‘alaihis salam bukan mengajak kepada persatuan agama-agama sebagaimana yang didakwakan oleh tokoh-tokoh Islam Liberal, akan tetapi dakwah beliau ialah memerangi syirik dan para pemujanya. Inilah millah Ibrohim yang lurus! Demikian pula Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam senantiasa mengobarkan peperangan terhadap segala bentuk kesyirikan dan memusuhi para pemujanya. Inilah tiga pokok ajaran Islam yang harus kita ketahui dan pahami bersama untuk dapat menjawab pertanyaan di atas dengan jawaban yang yakin dan pasti. Dan di atas ketiga pokok inilah aqidah dan syari’ah ini dibangun. Maka kita mohon kepada Alloh semoga Alloh memberikan taufiq kepada kita untuk dapat memahami agama ini, serta diteguhkan di atas meniti din ini. Wallohu a’lam

Kanca Perpolitikan sulsel


Pilgub Sulsel digelar Januari 2013. Walaupun belum ada secara resmi menyatakan maju dalam pesta demokrasi itu, tetapi baliho, berita koran dan diskusi di warkop menunjukkan siapa-siapa yang bakal bertarung. Dua nama yang marak diperbincangkan; SYL (Syahrul Yasin Limpo ) dan IAS (Ilham Arief Sirajuddin). Mereka adalah ketua partai yang punya suara besar pada pemilu lalu, Golkar dan Demokrat. Selain mereka, AQM (Aziz Qahhar Muzakkar), LAM (Luthfi A.Mutty), ARA (Andi Rudiyanto Asapa). Nama lain adalah AAN (Agus Arifin Nu’mang) dan MR (Moh. Roem), tetapi dua nama terakhir hanya berani sebagai cawagub mendampingi SYL.

Geopolitik Sulsel

Secara geopolitik, Sulsel terbagi atas 4 kawasan: Luwu Raya, Bosowasi (Bone, Soppeng, Wajo, Sinjai), Ajatappareng (Sidrap, Parepare, Pinrang, Barru), dan Selatan-selatan (Makassar, Gowa, Takalar, Jeneponto, Bantaeng). Bosowasi dan Ajatappareng secara administratif sudah terpisah lama, namun secara kultural punya identitas komunitas Bugis. Sedangkan Selatan-selatan disatukan oleh identitas Makassar. Adapun administratif dalam 10 tahun terakhir, yakni sejak Luwu menjadi 4 daerah otonom (Luwu, Lutra, Lutim, dan Kota Palopo). Dengan demikian, dari segi geopolitik, seharusnya ada kawasan-kawasan lainnya. Sayangnya solidaritas ini sulit dicapai. Penyebabnya, pertama,sejak zaman kerajaan, penduduk Luwu sudah heterogen. Penduduk “asli “ Luwu terdiri atas 12 anak suku yang pakai 9 bahasa ibu. Di pegunungan beragama non muslim, di dataran rendah dan pesisir pantai Islam. Kedua,pada masa penjajahan dam Orba wilayah Luwu menjadi daerah tujuan transmigrasi sehingga penduduknya juga beragam suku, adat istiadat, budaya, bahasa maupun agama. Ketiga, Luwu Raya terbelah berdasarkan afiliasi politik.

Geopolitik di Pilkada Sulsel

Walaupun isu geopolitik sudah menjadi wacana pada pilkada lalu, tetapi kali ini isu itu semakin kencang,terutama sejak munculnya nama LAM yang dianggap representasi Luwu Raya bersama AQM. Anehnya, wacana geopolitik hanya kental dalam kaitan dengan LAM dan AQM. Ketika orang berbicara tentang IAS dan MS, begitu juga dengan ARA, hampir tidak pernah dikaitkan isu geopolitik, padahal ketiganya berasal dari Bosowasi. Bahkan IAS dan MR dari Bone. MR pernah jadi Bupati Sinjai dua periode dan ARA yang kini Bupati Sinjai periode kedua, isu geopolitik tidak mengemuka.

Pertanyaannya, masih relevankah menjadikan geopolitik sebagai isu penting memenangkan pilgub Sulsel? Walaupun isu ini perlu sebagai pertimbangan, tetapi sudah tidak relevan sebagai isu mendulang suara. Alasannya, seiring dengan tingkat kemajuan, mobilitas penduduk juga meningkat. Hal ini kemudian berdampak pada heterogenitas penduduk yang bermukim di suatu kawasan. Heterogenitas ini justru dirasakan di Luwu Raya karena faktor-faktor yang saya uraikan tadi. Alasan lain adalah penduduk di suatu kawasan telah “terbelah” berdasarkan pertimbangan kepentingan politik, ekonomi, dll. Hal ini dibuktikan dari hasil pilgub lalu.

Pasangan SAYANG saat itu dapat dikatakan representasi Selatan-selatan karena SYL satu-satunya Makassar yang maju dalam pilgub tetapi di Jeneponto pasangan SAYANG takluk dari ASMARA meskipun berhasil menang di Takalar. Sementara AAN yang juga satu-satunya wakil Ajatappareng justru dipermalukan di kandangnya. Kecuali di Barru, A Rum, bupati dan ketua Partai Golkar Barru justru cenderung lebih berpihak ke SAYANG karena persahabatannya dengan SYL. Meskipun itu dilakukan di bawah permukaan ketimbang memenangkan ASMARA. Padahal AS ketika itu adalah ketua partai Golkar Sulsel. MH yang orang Barru dan pasangan AQM kalah di kandang.

Nasib yang sama juga dialami oleh pasangan ASMARA. Sebagai satu-satunya pasangan Bosowasi, seharusnya mereka menyapu bersih di kawasan ini, namun ternyata tidak. Pasangan SAYANG tetap meraih suara cukup sehingga memuluskan jalan memenangkan pilgub. Padahal harus diingat bahwa Mansyur Ramli sebagai Wija To Luwu dan menjadi pendamping Amin Syam. Ayahnya dari Bone (Kajuara), ibunya dari Luwu (Malangke). Pelajaran lain yang diperoleh dari kekalahan ASMARA adalah dukungan partai besar tidak cukup menjamin suatu kemenangan. Kekalahan ASMARA membuktikan hal itu. Pasangan AQM – MH yang representasi Luwu Raya juga mengalami nasib sama. ASMARA menang di Lutim, sedangkan SAYANG menang di Lutra, AQM – MH hanya menang tipis di Luwu dan Palopo.

Faktor Toraja

Secara geopolitik, Toraja masuk dalam Luwu Raya. Sedangkan historis, Toraja pernah menjadi bagian Luwu. Toraja baru terpisah secara administratif dari Luwu pada 1959. Secara kultural Toraja sangat spesifik sehingga oleh Van Vollenhoven diklasifikasikan sebagai masyarakat Hukum Adat yang beda dengan Luwu. Selain itu, dari aspek religi juga berbeda dengan Luwu. Mayoritas masyarakat Luwu Islam, maka orang Toraja mayoritas nasrani di samping tetap memelihara kepercayaan nenek moyangnya.

Dari hasil perolehan suara SAYANG pada pilgub lalu diketahui bahwa ada 4 daerah di mana pasangan ini menang mutlak; Gowa, Bantaeng, Lutra, dan Toraja. Jika pasangan ini menang di Gowa tentu tidak mengherankan karena kampung halaman SYL. Sedangkan kemenangannya di Bantaeng tidak lepas dari dukungan Bupati Azikin Zolthan, begitu juga di Lutra. Keduanya mendukung SAYANG karena persahabatan, bukan geopolitik. Jika memang demikian, faktor persahabatan penting diperhitungkan ketimbang faktor geopolitik dalam menganalisis peluang memenangkan pilgub.

Yang fenomenal adalah kemenangan SAYANG di Toraja hingga 80% perolehan suara. Hal ini menjadi penentu kemenangan SAYANG. Padahal SAYANG tidak intens menggarap Toraja ketika itu. Pertanyaanya kemudian adalah apa yang menyebabkan SAYANG menang di Toraja? Pertama, mayoritas masyarakat Toraja beragama non muslim. Mereka tidak akan memilih AQM-MH yang dikenal sebagai ketua KPSSI. Mereka khawatir kemenangan AQM-MH akan membuka jalan pemberlakuan Syariat Islam di Sulsel. Kedua, masyarakat Toraja juga tidak akan memilih pasangan ASMARA karena ketika terjadi pengganyangan gereja di Makassar yang dimotori mahasiswa UMI beberapa waktu sebelumnya, Rektor UMI ketika itu adalah MR, calon wagub pasangan ASMARA. Dengan demikian maka kemenangan SAYANG di daerah ini bukan karena mereka memang menyukai dan menginginkan SAYANG menjadi gubernur, melainkan karena masyarakat Toraja dihadapkan pada tidak ada pilihan lain kecuali memilih SAYANG. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor geopolitik sudah tidak relevan lagi menjadi penentu kemenangan pasangan cagub.

.

A2N untuk sayang jilid 2

Untuk apa memilih calon yang masih menebar janji-janji yang belum tentu terwujud, tetapi pililah calon yang memang sudah dirasakan hasil kerjanya.
Demikian diungkapkan Wakil Gubernur (Wagub) Sulsel, Agus Arifin Nu'mang disela-sela pesta panen di Malimpung, Kecamatan Patampanua, Kabupaten Pinrang, Kamis (19/4) kemarin.
Tak hanya itu, Agus juga meminta masyarakat Pinrang mendoakan dirinya, agar tetap berpasangan dengan Syahrul Yasin Limpo pada Pilgub 2013 mendatang.
"Saya mendaftar di kantor Partai Golkar sebagai Cawagub pada Pilgub Sulsel tahun 2013 mendatang. Olehnya itu, saya berharap agar masyarakat mendoakan saya dan semoga Tuhan meridhoi upaya kita semua, " ajak Agus.
Sementara itu, Bupati Pinrang, Andi Aslam berharap, masyarakat untuk menyatukan hati dan tekad untuk memilih calon yang telah kelihatan hasil. Tentunya, adalah pasangan Syahrul Yasin Limpo dengan Agus Arifin Nu'mang (Sayang).
"Janganki sampai tergoda untuk tidak pilih pasangan Sayang. Saya minta, para wargaku untuk menyatukan hati dan tekad untuk memilih calon yang sudah kelihatan hasilnya," tegasnya.
Aslam juga mengatakan, jika Agus Arifin Nu'mang telah banyak membantu masyarakat Pinrang. Termasuk, bantuan perbaikan jalan poros Malimpung-Enrekang yang kini hanya memerlukan waktu 30 menit perjalanan dari Malimpung ke Enrekang.
Di tempat terpisah, Wagub yang hadir untuk membuka acara perkemahan Pramuka santri nusantara tingkat provinsi Sulsel di pondok pesantren Manahilil Ulum DDI Kaballangan Kabupaten Pinrang, Kamis (19/4), menegaskan bahwa santri merupakan aset bangsa.
Sehingga, para santri harus berbenah diri guna memantapkan tekad serta mengoptimalkan peranannya dalam menggalang persatuan dan kesatuan bangsa.
"Santri sebagai penentu masa depan bangsa, santri juga di harapkan memiliki wawasan dan visi yang jelas dalam upaya mengoptimalkan perannya selaku khalifah dalam memajukan pembangunan bangsa dan memperbaiki mutu kehidupan masyarakat," terangnya.
Mantan Ketua DPRD Sulsel ini juga menegaskan, santri merupakan pemuda-pemuda muslim yang senantiasa diharapkan menjunjung tinggi norma-norma ajaran agama baik dalam bersikap maupun berperilaku.
"Kalian adalah generasi muda muslim yang diharapkan menghormati etika ajaran agama, baik dalam berperilaku maupun bersikap," kata Agus.
Agus yang didampingi Bupati Pinrang, Andi Aslam, kepala kantor wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama (Kemenag) provinsi Sulsel, Gazali Suyuti, menuturkan dirinya selaku Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulsel memberikan apresiasi yang tinggi dan merespon setiap kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan peningkatan kualitas kepemudaan.