IKM SIDRAP -- Jumlah
perokok di kota Makassar mencapai 287.300 orang atau 22,1 persen dari total
penduduk dengan rata-rata konsumsi 10,6 batang per hari. Dengan demikian, ada 3
juta batang rokok mengepul di udara setiap hari di kota ini.
Bila dikalikan dengan harga Rp100/batang maka mencapai angka Rp3 miliar per hari. Dalam sebulan sebanyak Rp90 miliar atau Rp1,08 triliun per tahun. Ini sama dengan 74 persen dari PAD Kota Makassar tahun anggaran 2010 lalu yang sebesar Rp 1,452 triliun. Atau, setara dengan 60 buah rumah ibadah yang "dibakar" setiap bulan di Makassar dengan ukuran 20 m x 30 m = 600m2 dengan asumsi biaya per meter Rp2,5 juta (Rp1,5 miliar per unit rumah ibadah).
Hal ini disampaikan Prof Dr dr HM Alimin Maidin pada pidato penerimaan jabatan guru besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan judul orasi "Kerugian Ekonomi Akibat Aids dan Rokok".
Pengukuhan berlangsung di Ruang Senat Rektorat Unhas, Rabu, 2 Maret. Selain Alimin Maidin, Rektor Unhas, Prof Dr Idrus Paturusi, juga mengukuhkan Prof Dr Ridwan Amiruddin dalam bidang ilmu yang sama.
Dari hasil penelitian Alimin Maidin, total kerugian ekonomi (economic lost) akibat rokok di Indonesia mencapai USD14,94 miliar. Dia mengestimasi total biaya pengobatan yang disebabkan tembakau di Indonesia setidaknya mencapai USD314 juta.
"merokok merupakan tindakan merusak kesehatan sendiri, begitu juga tabungan dan penghasilan kita. Menghirup racun rokok secara kontinu, tidaklah jauh berbeda dengan menghirup bakteri-bakteri penyakit," ujar dekan FKM Unhas ini.
Kepada FAJAR, suami Hj Fatmawaty Tjambi ini mengatakan, dia sengaja menggunakan istilah rumah ibadah, karena menyumbangkan uang untuk membangun rumah ibadah jauh lebih bermanfaat ketimbang menggunakannya untuk membakar sebatang rokok.
Prof Dr H Ridwan Amiruddin dalam orasinya yang berjudul "Pendekatan Epidemologi Genetik dalam Penanggulangan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Indonesia", juga menyinggung dampak merokok terhadap janin. Dijelaskan bahwa seorang ayah yang merokok akan mengalami kualitas dan konsentrasi sperma yang rendah.
"Ada pun komponen karsiogenik rokok yang utama adalah cadmiun, cotinin, dan benzo a pyrene, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA atau Chromosom. Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan kegagalan implantasi, kelahiran prematur, dan gangguan perkembangan postnatal," ujar pria kelahiran Soppeng, 27 Desember 1967 ini.
Suami Suhayati SH ini mengungkapkan, epidemologi modern memberikan rekomendasi dalam penyusunan kebijakan berupa penyusunan program struktural intervention terhadap tobacco control yang mendesak dilaksanakan untuk menyelamatkan generasi masa depan bangsa ini.
Pengukuhan Alimin dan Ridwan kemarin dihadiri ketua dan anggota dewan penyantun Unhas, sekretaris dan para anggota senat Unhas, dewan guru besar Unhas, para wakil rektor, dekan dan wakil dekan, serta berbagai kalangan di lingkup civitas akademika Unhas. Hadir pula Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr N Tun Azikin.
Usai pengukuhan, Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi sempat melontarkan kalimat guyonan. Dia meminta para undangan tak lagi mengirim kembang sebagai ucapan selamat tetapi dikirim tunai.
"Dalam amplop undangan sebaiknya ditulis, tolong jangan mengirim kembang tapi diganti dengan uang tunai untuk membangun rumah ibadah,
Bila dikalikan dengan harga Rp100/batang maka mencapai angka Rp3 miliar per hari. Dalam sebulan sebanyak Rp90 miliar atau Rp1,08 triliun per tahun. Ini sama dengan 74 persen dari PAD Kota Makassar tahun anggaran 2010 lalu yang sebesar Rp 1,452 triliun. Atau, setara dengan 60 buah rumah ibadah yang "dibakar" setiap bulan di Makassar dengan ukuran 20 m x 30 m = 600m2 dengan asumsi biaya per meter Rp2,5 juta (Rp1,5 miliar per unit rumah ibadah).
Hal ini disampaikan Prof Dr dr HM Alimin Maidin pada pidato penerimaan jabatan guru besar Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan judul orasi "Kerugian Ekonomi Akibat Aids dan Rokok".
Pengukuhan berlangsung di Ruang Senat Rektorat Unhas, Rabu, 2 Maret. Selain Alimin Maidin, Rektor Unhas, Prof Dr Idrus Paturusi, juga mengukuhkan Prof Dr Ridwan Amiruddin dalam bidang ilmu yang sama.
Dari hasil penelitian Alimin Maidin, total kerugian ekonomi (economic lost) akibat rokok di Indonesia mencapai USD14,94 miliar. Dia mengestimasi total biaya pengobatan yang disebabkan tembakau di Indonesia setidaknya mencapai USD314 juta.
"merokok merupakan tindakan merusak kesehatan sendiri, begitu juga tabungan dan penghasilan kita. Menghirup racun rokok secara kontinu, tidaklah jauh berbeda dengan menghirup bakteri-bakteri penyakit," ujar dekan FKM Unhas ini.
Kepada FAJAR, suami Hj Fatmawaty Tjambi ini mengatakan, dia sengaja menggunakan istilah rumah ibadah, karena menyumbangkan uang untuk membangun rumah ibadah jauh lebih bermanfaat ketimbang menggunakannya untuk membakar sebatang rokok.
Prof Dr H Ridwan Amiruddin dalam orasinya yang berjudul "Pendekatan Epidemologi Genetik dalam Penanggulangan BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) di Indonesia", juga menyinggung dampak merokok terhadap janin. Dijelaskan bahwa seorang ayah yang merokok akan mengalami kualitas dan konsentrasi sperma yang rendah.
"Ada pun komponen karsiogenik rokok yang utama adalah cadmiun, cotinin, dan benzo a pyrene, yang dapat menyebabkan kerusakan DNA atau Chromosom. Transmisi unsur karsinogenik dapat menyebabkan kegagalan implantasi, kelahiran prematur, dan gangguan perkembangan postnatal," ujar pria kelahiran Soppeng, 27 Desember 1967 ini.
Suami Suhayati SH ini mengungkapkan, epidemologi modern memberikan rekomendasi dalam penyusunan kebijakan berupa penyusunan program struktural intervention terhadap tobacco control yang mendesak dilaksanakan untuk menyelamatkan generasi masa depan bangsa ini.
Pengukuhan Alimin dan Ridwan kemarin dihadiri ketua dan anggota dewan penyantun Unhas, sekretaris dan para anggota senat Unhas, dewan guru besar Unhas, para wakil rektor, dekan dan wakil dekan, serta berbagai kalangan di lingkup civitas akademika Unhas. Hadir pula Kadis Kesehatan Kota Makassar, dr N Tun Azikin.
Usai pengukuhan, Rektor Unhas Prof Dr dr Idrus A Paturusi sempat melontarkan kalimat guyonan. Dia meminta para undangan tak lagi mengirim kembang sebagai ucapan selamat tetapi dikirim tunai.
"Dalam amplop undangan sebaiknya ditulis, tolong jangan mengirim kembang tapi diganti dengan uang tunai untuk membangun rumah ibadah,