02 Juni, 2010

Profil Kabupaten Sidrap ( bumi Nene mallomo)

PROFIL DAERAH

Profil Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang

Visi dan Misi

Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai Visi : Mewujudkan Sidenreng Rappang sebagai pusat pengembangan agribisnis, mandiri, berbudaya, dan religius. Adapun misi yang diemban adalah :

· Optimalisasi pemanfaatan sumber daya pembangunan berdasarkan prinsip ekonomi kerakyatan melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, dan rehabilitasi.

· Mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan agribisnis yang berwawasan lingkungan.

· Membangun kemandirian masyarakat melalui pendekatan kelembagaan dengan mengembangkan kemitraan usaha.

· Mewujudkan aparatur daerah yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan dan pengelolaan administrasi daerah yang baik dan bersih.

· Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis kreatif dan budaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

· Mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal sebagai pedoman dan sumber kearifan guna meningkatkan kualitas tatanan kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara.

Letak Geografis

Kabupaten Sidenreng Rappang atau Sidrap dengan ibukotanya Pangkajene berjarak + 183 km dari Kota Makassar, Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas wilayahnya mencapai 1.883,25 km2, yang secara administrative terbagi dalam 11 kecamatan, 38 kelurahan, dan 65 desa.

Secara geografis, Kabupaten ini terletak di sebelah Utara Kota Makassar, tepatnya diantara titik koordinat :

3043 – 4009 Lintang Selatan, dan

119041 – 120010 Bujur Timur.

Posisi Wilayah Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Kabupaten Pinrang

Sebelah Timur : Kabupaten Luwu dan Wajo

Sebelah Selatan: Kabupaten Barru dan Soppeng

Sebalah Barat : Kabupaten Pinrang dan Kota Parepare.


Topografi Wilayah

Kabupaten Sidenreng Rappang terletak pada ketinggian antara 10 m – 1500 m dari permukaan laut. Keadaan Topografi wilayah di daerah ini sangat bervariasi berupa wilayah datar seluas 879,85 km2 (46,72%), berbukit seluas 290,17 km2 (15,43) dan bergunung seluas 712,81 km2 (37,85%).

Jumlah penduduk sampai dengan tahun 2006 adalah 246.879 jiwa yang terdiri dari 122.492 jiwa laki-laki dan 130.387 jiwa perempuan.

Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang memiliki dua jenis musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan April-September dan musim kemarau terjadi pada bulan Oktober-Maret. Suhu Udara mencapai 250 – 270 C, dan Altitude mencapai 100 – 150 m dpl.

Sosial Budaya

Pendidikan

Dari tahun ke tahun partisipasi seluruh masyarakat dalam dunia pendidikan semakin meningkat, hal ini berkaitan dengan berbagai program pendidikan yang dicangkan pemerintah untuk lebih meningkatkan kesempatan masyarakat dalam mengenyam bangku pendidikan.

Peningkatan partisipasi pendidikan untuk memperoleh kesempatan dalam bidang pendidikan tentunya harus diikuti dengan berbagai peningkatan sarana fisik pendidikan dan tenaga pendidik yang memadai. Fasilitas pendidikan di Kabupaten Sidenreng Rappang cukup memadai, dimana sarana yang ada mulai dari tingkat Sekolah Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, dan Sekolah Menengah Tingkat Atas.

Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan berupa Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu (Pustu), Balai Pengobatan dan BKIA / Rumah Bersalin selama Tahun 2006 jumlahnya relative tidak mengalami perubahan. Disamping penyediaan sarana kesehatan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, maka usaha penyediaan tenaga kesehatan juga diharapkan dapat ditingkatkan. Tercatat ada sebanyak 2 (dua) buah Rumah Sakit, 13 Puskesmas, 37 Pustu, 2 (dua) Balai Pengobatan, 2 (dua) BKIA / Rumah Bersalin dan 1 (satu) Klinik. Adapun tenaga medis yang tersedia terdiri dari 18 orang dokter umum, 10 orang dokter gigi, 97 orang perawat, 84 orang bidan praktek, dan 82 tenaga kesehatan lainnya.

Agama

Tempat peribadatan umat Islam yang berupa masjid / langgar, dan musholla masing-masing berjumlah 313 dan 2 buah.


Potensi Daerah

Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura

Keadaan alam yang potensial didukung oleh masyarakat yang sebagian besar merupakan petani memungkinkan dapat dikembangkan berbagai jenis tanaman, baik untuk skala kecil maupun besar.

Pengembangan sektor Pertanian tanaman pangan dan hortikultura ini memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng Rappang, yang perekonomiannya berbasis pada sector pertanian, dengan luas, potensi serta letak geografis yang mendukung bagi pengembangan sektor ini. Dalam pengembangan sektor ini pemerintah mendukung sepenuhnya dengan program-program yang ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.

Komoditi-komoditi Unggulan Kabupaten Sidenreng Rappang Sektor Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura antara lain :

- Tanaman Padi

- Tanaman Jagung

- Tanaman Ubi Kayu

- Tanaman Ubi Jalar

- Tanaman Kacang Tanah

- Tanaman Kacang Kedelai

- Tanaman Kacang Hijau

- Tanaman Ketimun

- Tanaman Terung

- Tanaman Cabe Besar

- Tanaman Cabe Rawit

- Tanaman Tomat

- Tanaman Kacang Panjang

- Tanaman Kangkung

- Tanaman Bayam

- Tanaman Pisang

- Tanaman Jambu Biji

- Tanaman Mangga

- Tanaman Jeruk Siam

- Tanaman Pepaya

- Tanaman Salak

- Tanaman Nangka

- Tanaman Sukun.

Potensi Perkebunan

Pengembangan sektor perkebunan diarahkan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas, perbaikan mutu hasil dan pengembangan agribisnis komoditi perkebunan. Pengembangan sector perkebunan memberikan suatu keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng Rappang karena letak geografis yang mendukung sepenuhnya dengan program-program yang ditujukan untuk membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.

Adapun jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten Sidenreng Rappang antara lain adalah :

- Kelapa

- Coklat / Kakao

- Jambu Mete

- Lada

- Kopi

- Kemiri

- Cengkeh.

Kehutanan

Sektor kehutanan yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang yaitu : Hutan lindung, hutan produksi terbatas, hutan lahan kritis, dan hutan suaka alam. Lebih jelasnya gambaran kehutanan Kabupaten Sindereng Rappang dapat dilihat pada table berikut ;

1. Hutan Produksi Terbatas

2. Hutan Lindung

3. Hutan Suaka Alam.

Peternakan

Sektor Peternakan merupakan sektor unggulan di Kabupaten Sidenreng Rappang. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya peternakan, baik ternak besar maupun ternak kecil. Pola peternakan selama ini hanya mengandalkan lahan padang rumput yang ada di Kabypaten Sidenreng Rappang dengan luas 19.154 Ha, yang tersebar di 9 (sembilan) kecamatan.

Khususnya ternak kecil (unggas), sektor ini sangat potensial untuk dikembangkan dilihat dari berbagai aspek, seperti aspek lahan, kelayakan sosial ekonomi, infrastruktur,dll.

Populasi ternak ayam Ras dan Bukan Ras (Buras) merupakan populasi terbesar. Untuk jenis ayam Ras Petelur, pada tahun 2005 berjumlah 2.360.142 ekor, mengalami peningkatan sebesar 2.503.721 ekor pada tahun 2006. Sedangkan untuk ayam Buras, juga mengalami peningkatan dengan jumlah 1.661.669 ekor pada tahun 2005, dan pada tahun 2006 sebesar 1.761.401 ekor.

Perikanan & Kelautan

Masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang memanfaatkan sumber daya alam dalam hal ini Danau Sidenreng Rappang untuk melakukan usaha perikanan air tawar dengan jenis ikan antara lain : Ikan Mas, Mujahir, Tawes, dan Ikan Nila yang diproduksi sendiri oleh Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Sidenreng Rappang.

Untuk meningkatkan produksi perikanan dilakukan budidaya ikan dalam area penanaman padi, kolam, dan perairan arus deras, serta dikelola secara optimal.

Pariwisata

Secara geografis Kabupaten Sidenreng Rappang terletak dijalur lintasan tujuan daerah wisata yang utama di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Tanah Toraja (Tator), sehingga Kabupaten ini sangat besar peluang untuk menarik tamu mancanegara untuk singgah sejenak atau bahkan bermalam sambil menikmati tradisi khas masyarakat setempat.

Dengan demikian, untuk kedepannya, Kabupaten Sidenreng Rappang disamping sebagai jalur lintas wisata juga sebagai jalur tujuan ke tempat-tempat wisata yang telah ada sekarang walaupun keberadaanya belum terlalu dikenal.

Daerah tujuan wisata di Kabupaten Sidenreng Rappang yang dapat dijadikan tempat tujuan utama antara lain adalah : Taman Wisata DataE, Sanggar Seni Nene’ Mallomo, Danau Sidenreng, Pemandian Air Panas, Taman Wisata Alam, Air Terjun, Pacuan Kuda, Wisata Agro Toda Bojo, dll.

Tranportasi & Telekomunikasi

Usaha pembangunan yang semakin meningkat menuntut adanya transportasi yang baik guna menunjang mobilitas penduduk dan kelancaran distribusi barang dari suatu daerah ke daerah yang lain.

Jalan merupakan prasarana angkutan darat yang sangat penting untuk memperlancar kegiatan perekonomian di suatu daerah. Panjang jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang pada tahun 2006 adalah 1.103,86 km. Dilihat dari status kewenangannya, 70,40 km jalan di daerah ini di bawah wewenang Negara, 40,35 km di bawah wewenang Provinsi, dan 1.165,122 km yang menjadi wewenang Daerah.

Pada umumnya sarana dan prasarana jalan di Kabupaten Sidenreng Rappang dalam kondisi baik dan mulus, dimana jalan negara dan jalan kabupaten telah menggunakan aspal hotmix, namun di beberapa desa terpencil dan desa dekat bukit masih menggunakan transportasi dengan hewan sebagai kendaraan angkutan dan jenis permukaan jalan masih berupa pengerasan tanah.

Untuk menunjang dan memperlancar arus lalu lintas darat di daerah ini terdapat satu unit terminal induk yang berada di daerah Lawawoi, dan Empat unit terminal pembantu yang masing-masing berada di Kecamatan MaritengngaE, Panca Rijang, Dua PituE, dan Tellu LimpoE. Adapun jumlah kendaraan bermotor di daerah ini pada tahun 2006 sebanyak 26.827 unit. Jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005, maka kendaraan bermotor pada Tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 11,90%.

Komunikasi

Pembangunan sarana Telekomunikasi diarahkan untuk meningkatkan kelancaran arus informasi suatu daerah dengan daerah lainnya, yang diharapkan mampu memacu kegiatan perekonomian antar daerah.

Salah satu sarana telekomunikasi yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah Pelayanan Pos. Jumlah fasilitas pelayanan Pos yang ada sebanyak 4 (empat) buah yakni Kantor Pos Pangkajene, Kantor Pos Rappang, Kantor Pos Amparita, dan Kantor Pos Tanru Tedong.

Selain Kantor Pos, sarana telekomunikasi lainnya yang ada di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah Telepon. Pelayanan komunikasi ini dilaksanakan oleh PT Telkom guna memperlancar komunikasi antar masyarakat pengguna jasa telepon kabel, disamping itu untuk pengguna jasa telepon seluler atau handphone, dengan adanya pemasangan Antena (BTS) dari PT Telkomsel dan PT Satelindo untuk daerah tertentu dan sekitarnya seperti Kecamatan MaritangngaE, Kecamatan Panca Rijang, Kecamatan Panca Lautang, dan Kecamatan Dua PituE, maka kebutuhan akan telekomunikasi khususnya telepon seluler dapat terlayani di Kabupaten Sidenreng Rappang, walaupun untuk sementara waktu masih terbatas adanya.

Perdagangan

Pembangunan dibidang perdagangan mempunyai maksud dalam upaya peningkatan produksi dan kualitas untuk meningkatkan daya saing produk yang banyak beredar di dalam masyarakat serta menstabilkan harga kebutuhan pokok masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya kesempatan berusaha menyebabkan volume perdagangan meningkat, dimana peningkatan ini juga disebabkan oleh adanya pembangunan infrastruktur yang dibangun oleh Pemda Kabupaten Sidenreng Rappang yang telah sampai pada pelosok-pelosok pedesaan, sehingga arus komoditas dan jasa dari sentra-sentra produksi ke sentra-sentra pemasaran sangat lancar. Selain itu, Pemda Kabupaten Sidenreng Rappang menciptakan iklim usaha yang semakin baik melalui peningkatan dan pembangunan fasilitas tempat usaha termasuk sarana dan prasarana perekonomian seperti pasar dan terminal.

Jasa dan Industri

Pengembangan sektor industri diarahkan untuk peningkatan mutu dan design produk yang bertujuan meningkatkan daya saing, sehingga kompetitif dalam meraih peluang pasar, baik local, antar daerah, antar pulau maupun ekspor.

Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah industri : makanan, minuman, industri kecil, pakaian jadi, industri perabot rumah tangga, industri logam, dan lain-lain.

Pengembangan industri masih berkonsentrasi pada industri yang berskala kecil, menengah, dan industri kerajinan (home industry), dengan sasaran utama yang masih terbatas pada pangsa pasaar antar daerah atau antar pulau. Pengembangan sektor industri ditingkatkan pemberdayaannya melalui penyuluhan, pelatihan tenaga kerja, dan menciptakan iklim berusaha yang kondusif untuk dapat merangsang investor mendukung sektor industri, baik dalam bidang pemasaran maupun permodalan.

Sektor industri sebagai salah satu sektor usaha ekonomi yang masih potensial untuk dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap ekonomi serta dapat menggerakkan sektor pembangunan lainnya. Perkembangan sektor industrisebagai sektor usaha menyerap tenaga kerja yang cukup banyak terutama Usaha Industri Kecil (UKM) yang dapat memberikan dampak terhadap proses pembangunan wilayah, dimana sektor industri unggulan akan lebih cepat berkembang.

Profil dan Status Sub Proyek

Dalam agenda reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah secara garis besar terdapat 8 (delapan) langkah dalam pelaksanaannya yaitu :

1. Persiapan Perumusan dan Pelaksanaan Rencana Tindak Dalam Pembaharuan Pengelolaan Keuangan Daerah.

2. Pengembangan Kelembagaan dan Landasan Hukum Pengelolaan Keuangan Daerah.

3. Perencanaan dan Pelaksanaan Anggaran Daerah.

4. Pemantauan Pelaksanaan Anggaran Daerah.

5. Pengelolaan Pendapatan.

6. Pelaporan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah.

7. Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Keuangan Daerah.

8. Pengembangan Sistem Informasi Keuangan Daerah.


Prof. Dr. dr. Muh. Dali Amiruddin, Sp.KK (K)

Prof. Dr. dr. Muh. Dali Amiruddin, Sp.KK (K)

lahir di Rappang, Sulawesi Selatan, 23 Mei 1946 dari Ibunda Ny. I. Naing Binti H. Abd. Rahim dan Ayahanda Amiruddin Bin Badawi (alm). Menikah dengan Dyah Sri Sudarwaty Binti Sudarlan dan dikaruniai 3 puteri yaitu dr. Dianawaty Amiruddin, dr. Rina Previana Amiruddin dan Dyah Illiyen Amiruddin. Sekolah Rakyat dan Sekolah Menengah Pertama diselesaikan di Pare-Pare dan Sekolah Menengah Atas Negeri I di Makassar tamat 1965. Selesai dokter umum 1976 pada Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di Universitas Airlangga, Surabaya dan tamat pada tahun 1986. Tahun 1989-1991 mendapat beasiswa untuk memperdalam Ilmu Penyakit Kusta di National Institute for Leprosy Research, Jepang. Tahun 1996 lulus program Doktor pada Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin setelah berhasil mempertahankan disertasi dengan judul “Penelitian serologis pada penderita kusta dan kontak serumah penderita kusta di Ujungpandang”.

Tahun 1969 diangkat sebagai Asisten Dosen pada Bagian Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin. Diangkat sebagai asisten Ahli Madya di Universitas Hasanuddin 1976, sejak 1979 menjadi Staf Pengajar di Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Dosen Pembimbing Unit Kuliah Kerja Nyata, Tenaga Lapangan Unit Community Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Tenaga Pengajar pada Pusat Latihan Kusta Nasional Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Makassar. Tahun 1986 yang bersangkutan menjadi Ketua Sub Bagian Penyakit Kusta Laboratorium Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin Periode 1993-1999 menjadi Ketua Program Studi di Bidang Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin PPDS I. Tahun 1997 diangkat sebagai Guru Besar Madya. Sejak tahun 1999 menjadi Ketua Bagian Ilmu Penyakti Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin dan Kepala Pusat Pengembangan dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Hasanuddin. Sebagai Ketua Panitia Pelaksana PIT VI PERDOSKI 2001 di Makassar serta mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya dari Presiden RI untuk pengabdiannya selama 20 tahun kepada negara Republik Indonesia. Publikasinya banyak menyangkut masalah kusta baik di tingkat nasional maupun tingkat regional. Selain tercatat sebagai anggota IDI (Ikatan Dokter Indonesia) bahkan pernah menjadi Sekretaris Cabang; juga sebagai Sekretaris PERALMUNI (Persatuan Alergi dan Imunologi Indonesia) serta aktif di PERDOSKI (Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia) dan dipercaya sebagai ketua PERDOSKI Cabang Makassar periode 1999-2002, Ketua Kelompok Studi Morbus Hansen Indonesia PERDOSKI periode 1999-2003 kemudian terpilih kembali untuk periode 2002-2005, sebagai Sekretaris Umum PERBEKI (Perkumpulan Bedah Kulit Indonesia) periode 2003-2007. Juga tercatat sebagai anggota PETRI (Perhimpunan Peneliti Penyakit Tropik dan Infeksi Indonesia), Japanese Leprosy Association dan International Society of Dermatology serta anggota editor ahli Leprogi pada Majalah MDVI (Media Dermato-Venereologica Indonesiana) serta anggota IKALSI. Sebagai kontributor buku Ilmu Penyakit Kulit Penerbit Hipokrates 1998, kontributor buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 2000, kontributor buku kusta diagnosis dan Managemen 2000, sebagai penulis buku Penyakit Kusta, 2001 dan editor Buku Ilmu Penyakit Kulit terbitan tahun 2003.

Prof. Dr. dr. HM.Alimin Maidin, MPH

Data diri
* Nama: Prof. Dr. dr. HM.Alimin Maidin, MPH
* Tempat tanggal lahir: Amparita Sidrap 14 April 1954
* Alamat: Jl Korban 40 Ribu, Makassar

Pendidikan
- SD di Pinrang, tamat 1967
- SMP di Pinrang, tamat 1970
- SAA di Makassar, tamat 1973
- SMA di Kendari, tamat 1975
- Fak Kedokteran Unhas, tamat 1984
- Master of Public Health tamat 1990 di Michigan University, Ann Arbor USA
- Pascasarjana Unhas, tamat 2004
- Guru Besar FKM Unhas sejak 1 Maret 2006

Pekerjaaan
- Konsultan Unicef khusus Campak, Polio & Vitamin A
- Dosen FKM Unhas sejak 1986
- Konsultan Plan International 1997-1999
- Konsultan AUSAID 2000-2002
- Ketua Jurusan AKK FKM Unhas 1995-2006
- Konsultan World Bank 2002
- Konsultan Unicef 1993-2005, GTZ German 2005
- Konsultan WHO 2006-sekarang
- Direktur Yasin (Yayasan Abdi Sehat Indonesia)

kearifan lokal kepemimpinan Syahrul Yasin Limpo

IKM- Sidrap.......

Dikutip dari harian Tribun Timur (26/8/07)

Membaca Kearifan Kepemimpinan

Buku Syahrul Yasin Limpo ”Ambil Tanganku, Kuambil Tanganmu”

TUGAS utama seorang pemimpin sesungguhnya adalah mengulurkan tangan, dalam pengertian membuka hati dan pikiran, menyediakan waktu dan tenaga, untuk bekerja bagi orang yang dipimpinnya.

Bekerja dalam hal ini ialah menciptakan dan membangun harapan bersama, merumuskan cita-cita bersama, menetapkan tujuan, mengelola dan menentukan arah, mencari jalan keluar, mendorong, melindungi, dan seterusnya. Bagi para pemimpin pemerintahan, tentu saja uluran tangan dimaksud adalah untuk rakyat.

Kesan ini amat kuat mengemuka setelah membaca buku Ambil Tanganku, Kuambil Tanganmu karya Syahrul Yasin Limpo. Diterbitkan dengan format amat sederhana dan berisi 27 tulisan pendek, terbitan Citra Pustaka, Juni 2007. Yang menarik dari pemikiran di buku ini ialah penulisnya seorang yang sehari-hari bergelut dengan aktivitas pemerintahan, birokrat, yang pandangan umum terkesan tidak punya ruang dan waktu untuk melakukan hal kontemplatif dan bergulat dengan pemikiran.

Birokrasi dan para birokrat memang selalu disalahpahami sebagai kalangan yang “bekerja untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya”, “memperkaya diri sendiri” -ungkapan yang mengandung sinisme bahkan kebencian. Mungkin untuk menepis hal itulah, selain kontemplasi yang berkaitan dengan bidang yang digelutinya serta pengalaman pribadinya sehari-hari, tulisan-tulisan ini hadir sebagai cerminan kepekaan dalam mengamati apa yang berkembang di benak masyarakat. Kepekaan yang mengantarnya pada keadaan dimana kontemplasi yang dilakukan tidak lagi sebagai sebuah tindakan personal untuk penenang batin seperti eskapisme dalam pandangan sufisme, tapi sesuatu yang mesti dibumikan, dibagikan, ditawarkan, dan didiskusikan bersama. Untuk itu, Syahrul menulis kolom-kolomnya dan menariknya, dengan intensitas yang sangat tinggi.

Dalam tulisan berjudul Sufisme Membangun Rahmat, Syahrul menyebut kesufian seperti yang pernah dikembangkan Dato Patimang di Luwu masa lalu, memiliki pemaknaan universal untuk memanusiakan manusia. Misi kesufian Dato Patimang, tidak semata berdimensi Ilahiah, melainkan berdimensi sosial, sehingga sebagai penganjur Islam awal di Sulsel, Dato Patimang hadir untuk penataan sosial dan pembentuk masyarakat sejahtera. Dapat diduga, Syahrul mengail inspirasi dari laku-sufi Dato Patimang lalu mengukuhkan pandangan dan sikapnya tentang kepemimpinan dan pemerintahan. Ini terbaca pada tulisan Membangun Rahmat bagi Rakyat. Tulisan ini mengungkap fungsi dan tugas kepemimpinan ideal: pengambilan keputusan tepat dan cepat, mempertajam arah, efisiensi gerakan, mengharmonisasi seluruh komponen organisasi dan ukuran keberhasilan pemimpin.

Dari teori-teori kepemimpinan yang pernah diserap Syahrul, formulasi leadership ini, adalah sesuatu yang aplikatif, sesuatu yang diyakini, dipegang karena formula ini dikail dari pengalaman kariernya di pemerintahan. Yang lebih menarik lagi ialah formula tersebut ditempatkannya dalam frame kultur Sulsel dimana pemimpin senantiasa menempatkan diri “menjadi bagian” dari yang dipimpin, sehingga nilai siri’, pacce, sipatuo dipatokkong, mali’ siparappe, maling sipakainge’, sipammaling-malingi ,dan seterusnya menemukan implementasi praktis. Inilah mungkin sebabnya mengapa kepemimpinan dalam pandangan Syahrul harus didayagunakan untuk membangun rahmat dan melindungi rakyat. Dalam tulisan Memanusiakan Pembantu di mana Syahrul, mengutip Abraham Maslow tentang piramida kebutuhan manusia, berkeyakinan bahwa needs seorang pembantu juga sama dengan needs siapapun, sehingga dikotomi antara majikan dan pembantu tidak lagi dikenal. Dalam kasus ini, pendekatan yang seyogyanya digunakan ialah pendekatan fungsi, dimana masing-masing kita seharusnya memberi dan diberi penghargaan sesuai dengan fungsi yang dijalankan, dan tidak dari status sosial bawaan hasil konstruksi kultur negatif.

Di sisi ini pulalah terungkap satu nilai penting di hampir seluruh tulisan Syahrul, yaitu solidaritas. Judul Ambil Tanganku, Kuambil Tanganmu merupakan representasi sikap solider. Secara tersirat Syahrul berpandangan solidaritas tak dapat dimaknai sebagai kemurahatian semata. Sikap itu seyogyanya dimulai dengan keterbukaan, ketiadaan prasangka apalagi kepentingan dari maksud baik, untuk merangkul sesama.

Filosofi “ambil tanganku” sebagai sikap terbuka, sangat relevan di era moderen dimana sinergi unsur pembentuk ikatan sosial, proses interaksi dalam organisasi, pola manajemen, inovasi, dan kreativitas permanen adalah keterbukaan. Keterbukaan yang mensyaratkan kesetaraan, sikap setara untuk menjalin tidak saja komunikasi, melainkan penularan pengetahuan, nilai dan akan bermuara pada penciptaan identitas dan kultur baru. Secara sederhana, nilai solidaritas Syahrul adalah upaya memupuk dan meletakkan dasar pembentukan dan pengembangan kehidupan kultural yang relevan dan memiliki daya hidup di tengah arus globalisasi. Melalui tulisan-tulisan ini, Syahrul tampaknya terobsesi untuk penemuan identitas baru bagi masyarakatnya. Dan karena Syahrul adalah seorang birokrat yang memiliki akses untuk memainkan peran, maka dari tulisan-tulisannya terungkap secara jernih keinginan kuat bagi hadirnya identitas Sulawesi Selatan yang baru. ***

Prof Dr dr Muh Dali Amiruddin SpKK (K)

IKM- Sidrap, Guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin (unhas) Makassar, Prof Dr dr Muh Dali Amiruddin SpKK (K) tampil di salah satu kegiatan berskala internasional, International Union Againts Sexually Transmitted Infection (IUSTI) 16th Asia Pasific Conference.

IUSTI digelar di The Weston Resort, Nusa Dua, Bali yang berlangsung sejak 4 Mei hingga 6 Mei. Kegiatan yang berlangsung selama empat hari ini diikuti oleh kalangan dokter spesialis kulit dan kelamin (KK), PPDS kulit, dan dokter umum seluruh Indonesia, termasuk Makassar yang diwakili oleh anggota PERDOSKI Cabang Makassar.

Dokter spesialis kulit dan kelamin yang juga pengasuh rubrik Health di Tribun ini mewakili Makassar tampil pada kegiatan persentase poster dan free paper dengan judul poster HIV AIDS patient with lower CD4 level and multiple infections without ARV indication.

Peserta lainnya yang turut tampil, yakni dr Andi Sastri Zainuddin SpKK dengan dua poster berjudul Detection of Neisseria Gonorrhoea and Chlamydia trachomatis from urethral men swab with PCR in Outpatient at Wahidin Sudirohusodo General Hospital Makassar-Indonesia dan Ulcus Vulvae Acutum (Lipschutz ulcer), serta dr AM Adam SpKK (K) dengan posternya Trichomonas Vaginalis Infection in Post Menopausal Women.

Selain kegiatan poster, ada sejumlah kegiatan yang digelar selama acara berlangsung, yakni simposium, workshop, dan plenary lecture.