05 April, 2011

Panen Perdana Pembenihan Modern Fajar Agribisnis


Crew IKM- Sidrap. Teknologi pertanian modern yang dikembangkan Yayasan Fajar Agribisnis Sulawesi di lokasi Pembibitan SUT Rappang Sidrap memperlihatkan hasil yang maksimal.
Dengan sentuhan mekanisasi pertanian modern asal Taiwan, produksi padi di lokasi seluas 6 hektare ternyata mampu menghasilkan produksi padi hingga 11,3 ton per hektare. Itu berarti, ada peningkatan sekira 3-4 ton per hektare dibanding sistem pembibitan yang selama ini digunakan petani pada umumnya. Direktur Yayasan Fajar Agribisnis, H Syamsu Nur mengatakan, dengan teknologi pembenihan dan penanaman teknologi Taiwan ini, umur pembibitan sampai panen hanya membutuhkan waktu 90 hari alias berkurang 10 hari dari umur dekriptif. Sesuai hasil ubinan pada lokasi panen, produksi padi yang dihasilkan dari pembenihan modern ini bisa meningkat 3-4 ton per hektare. Direktur Utama PT Media Fajar ini mengatakan, modernisasi pertanian ini membutuhkan cost yang berkisar Rp2 juta untuk sekali musim tanam, mulai pembenihan hingga penanaman. Di lokasi pembenihan modern itu, Fajar Agribisnis mencoba benih Wai Apoburu seperti yang banyak ditanam petani Sidrap. Bedanya, mulai pembenihan, hingga penanaman menggunakan teknologi modern. Keuntungan menggunakan mesin tanam adalah jarak tanam yang teratur. Selain itu, juga diberi perlakukan berupa pemberian zat asam amino pada bibit. Di lokasi ini, Yayasan Fajar Agribisnis juga mencoba menerapkan sistem pertanian dengan menggunakan sumber air buatan atau umur bor. Dia berharap, cara ini bisa diikuti petani untuk menyiasati minimnya suplai air irigasi. Komisaris Utama PT Media Fajar, HM Alwi Hamu berharap, teknologi yang didatangkan khusus dari Negara Taiwan ini bisa memberi dampak positif bagi sektor pertanian di Sidrap. "Tak bisa dipungkiri, jika sistem pertanian yang digunakan petani Sidrap masih sangat tertinggal dibanding negara-negara lain yang menjadi penghasil beras, seperti Taiwan, Thailand bahkan Vietnam," ujarnya. Dengan teknologi ini, kata mantan koordinator staf khusus wapres itu, pembibitan sampai penanaman bisa dilakukan efektif dan efisien. Ke depan, kata Alwi Hamu, Balai Benih dan Pembibitan Modern Fajar Agribisnis akan mencoba untuk melakukan 2-3 kali musim tanam dengan setahun. Asumsinya, penerapan teknologi yang digunakan saat ini selain bisa meningkatkan produksi padi juga bisa mempercepat umur tanaman. "Jika mulai pembibitan hingga panen kita hanya butuh waktu sekira 110 hari, maka kemungkina besar, kita bisa melakukan penanaman dan panen selama tiga kali setahun," katanya. Wakil Bupati Sidrap, H Dollah Mando turut merespons teknologi pertanian modern ini. Khususnya dalam mengatasi krisis air yang terjadi saat ini. "Penggunaan sumur bor untuk menunjang pertanian akan sangat membantu. Apalagi, hasilnya sudah kita lihat di lokasi pembenihan milik Fajar Agribisnis ini," ujarnya saat menghadiri panen perdana, kemarin. Selain faktor ketersediaan air, peningkatan produktivitas juga sangat ditunjang jarak tanam. Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu'mang yang juga hadir saat panen perdana menilai, mekanisasi pertanian yang diterapkan Fajar Agribisnis merupakan yang pertama di Sulsel, bahkan di Indonesia. "Ini akan sangat menguntungkan sektor pertanian di Sidrap," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar